Minggu, 24 November 2013

Dampak Ketunarunguan Bagi Anak Tunarungu

Dampak Ketunarunguan Bagi Anak Tunarungu

Sehubungan dengan karakteristik anak tunarungu yaitu: miskin dalam kosa kata, sulit memahami kata-kata abstrak, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung kiasan, adanya gangguan bicara maka hal ini merupakan sumber masalah pokok bagi anak tersebut.


Dra. H. T. Sutjihati Somantri, PsyCH. (1996). Psikologi Anak Luar Biasa

Dampak Ketunarunguan Bagi Keluarga

Dampak Ketunarunguan Bagi Keluarga

Berhasil tidaknya anak tunarungu melaksanakan tugasnya sangat tergantung pada bimbingan dan pengaruh keluarga. Tidaklah mudah bagi orangtua untuk menerima kenyataan bahwa anaknya menderita cacat. Reaksi pertama saat orang tua mengetahui bahwa anaknya menderita tunarungu adalah merasa terpukul dan bingung. Reaksi ini kemudian diikuti dengan reaksi lain.

Dampak Tunarungu bagi Masyarakat

Dampak Tunarungu bagi Masyarakat

                Pada umumnya orang masih berpendapat bahwa anak tunarungu tidak dapat berbuat apapun. Pandangan yang semacam ini sangat merugikan anak tunarungu. Pandangan ini biasanya dapat kita lihat sulitnya anak tunarungu untuk memperoleh lapangan pekerjaan. Karena disamping pandangan karena ketidakmampuannya tadi ia sulit untuk bersaing dengan orang normal.
            Kesulitan memperoleh pekerjaan ini di masyarakat mengakibatkan timbulnya kecemasan baik itu dari anak itu sendiri maupun bagi keluarganya sehingga lembaga pendidikan dianggap tidaklah dapat berbuat sesuatu karena anak tidak dapat bekerja sebagaimana biasanya.
            Oleh karena itu masyarakat hendaknya dapat memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak tunarungu walaupun hanyalah merupakan sebagian kecil dari pekerjaan yang telah lazim dilakukan oleh orang normal.

Dra. H. T. Sutjihati Somantri. (1996). Psikologi Anak Luar Biasa

Dampak Tunarungu bagi Penyelenggara Pendidikan

Dampak Tunarungu bagi Penyelenggara Pendidikan

                Perhatian akan kebutuhan pendidikan bagi anak tunarungu tidaklah dapat dikatakan kurang karena terbukti bahwa anak tunarungu telah banyak yang mengikuti pendidikan sepanjang lembaga pendidikan itu dapat dijangkaunya.

Perkembangan Kepribadaian Anak Tunarungu

Perkembangan Kepribadaian Anak Tunarungu

                Penyesuaian kepribadian banyak ditentukan oleh hubungan antara anak dan orang tua, terutama ibunya. Lebih-lebih pada masa awal perkembangannya.
        Perkembangan kepribadian terjadi dalam pergaulan atau perluasan pengalaman pada umumnya dan diarahkan pada faktor anak sendiri. Pertemuan antara faktor-faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran, kemiskinan berbahasa, ketidak tetapan emosi dan keterbatasan inteligensi dihubungkan dengan sikap lingkungan terhadapnya, menghambat perkembangan kepribadiannya.


Dra. H. T. Sutjihati Somantri, PsyCH. (1996). Psikologi Anak Luar Biasa

Minggu, 17 November 2013

Karakteristik Tunawicara

Karakteristik tunawicara:
1.     Berbicara keras dan tidak jelas
2.   Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
3.   Telinga mengeluarkan cairan
4.   Menggunakan alat bantu dengar
5.    Bibir sumbing
6.   Suka melakukan gerakan tubuh
7.    Cenderung pendiam
8.   Suara sengau
9.   Cadel

Karakteristik Tunarungu

Karakteristik Tunarungu
a.       Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik
Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak normal seusianya.
b.      Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional adalah sebagai berikut:
i.            Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat dari keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.
ii.            Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang ditunjukkan dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menye-suaikan diri, serta tindakannya lebih terpusat pada "aku/ego", sehingga kalau ada keinginan, harus selalu dipenuhi.
iii.            Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang percaya diri.
iv.            Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu.
v.            Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa.
vi.            Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya menyampaikan perasaan/keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami pembicaraan orang lain.

Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai berikut.
Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu); gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya cepat/lincah; dan pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.